Rabu, 15 Oktober 2008

Adukan pada Pertiwi dan Bapa Bangsa Kita

Jiwa-jiwa yang terbang diantara kepulauan, terbawa angin dari timur
Merah putih, memaku kuat dalam jantungku..
Sayup-sayup kudengarkan dendangan lagu bangsaku
Benarkah Indonesia kini merdeka??
Ketika masih banyak rakyat yang perutnya melilit kelaparan dan gagap pendidikan??
Ketika semua tanah kering kerontang dan hutan habis termakan beton??

Adukan pada pertiwi dan bapa bangsa kita!!
Indonesia kini terjajah di negeri sendiri..mereka makan candu-candu kapitalisme yang menyedot habis darah yang tersisa. Dan menenggakan racun yang mematikan.

Adukan pada pertiwi dan bapa bangsa kita!!
Indonesia kini lebih sering berurai air mata ketimbang hanya secuir senyuman dan
terkubur kaku tanpa upacara pemakaman yang pantas.

Adukan pada Tuhan!!
Para koruptor dan penjahat negeri kini semakin bertingkah. Mereka bilang,
“Ini Demi Rakyat!!!” Namun nyatanya masih tetap menyelipkan kejujuran dibalik penjara dusta yang tersimpan waktu.
Tak peduli musuh atau kawan, segala jalan pintas akan menjadi halal,
asalkan perut buncit mereka tetap makmur..

Adukan pada Tuhan!!
Aku dan semua anak negeri tengah menancapkan bendera runcing merah putih di dada kecil kami...!!
Membela harga diri negeri dengan puisi..






Lorong Langit, Satrasia
Cianjur, Agustus 2008

Tidak ada komentar: