Rabu, 18 Juni 2008

“DRAMATIK PUISI” JEJAK – JEJAK PEREMPUAN

Naskah Dramatik Reading-ku....
Dipentaskan tanggal 12 September 2007

NARATOR : Saudara – saudara ku, kita genggamkan tangan bersama memulai hari dengan sebuah harapan, yang akan membawa kita jauh dari lautan yang menyisakan tangis atas perempuan. Ketidakadilan yang kini hidup dalam dunia, merambat cepat menjadi tunas yang menakutkan. Perempuan muncul dan menghilang. Perempuan adalah dewinya Dunia, Ibunya Jagad Raya, dan Pengasuh para Lelaki no 1..
PEMBACA 1 : Perempuan datang…Bersama Bintang. Dengan kaki telanjang menyusuri pemantang. Ditengah harapan dan Impian, dan bakul dipinggang, Perempuan berdiri dengan Senyuman.
PEMBACA 2 : Kami hidup, untuk belajar napas dan tarian yang dunia tawarkan. Saat para pemimpin Lahir dari Rahim kami, dan Menciptakan peradaban yang mewarnai kehidupan… kami datang…!
PEMBACA 3 : Weleh…weleh…Perempuan itu, adalah makhluk yang lembut, pintar memasak dan mengasuh anak. Menunggu dengan setia di balik pintu, para lelaki yang pulang berkeringat.
PEMBACA 4 : Perempuan datang…di balik tirai senja. Menukar hari dengan setumpuk cucian. Bergulat hebat dengan dedaunan yang lengket menempel pada ratusan jendela rumah. Seluruh subuh, seluruh pagi...menanti giliran para Lelaki.
PEMBACA 5 : Anak – anak yang lahir setiap malam, mengerogoti punggung kami dengan tangisan yang tak terhentikan. menghisap habis semua persediaan Air susu dan darah yang mengalir di Urat Nadi. Membunuh setiap jam tidur, dengan hantu – hantu yang hidup di kolong tempat tidur. Dalam kegelapan, kami bernapas, Inilah perempuan..
NARATOR : Kemarilah, biar ku rangkul setiap pedih peri yang menghujam. Membanjiri setiap detik yang tumbuh menjadi harapan. Hari ini adalah perjuangan, perempuan yang akan berdiri menjadi Pohon yang lebih tegak dari apapun. Jika langkah ini menjadi buntu, kita akan tetap maju untuk mendobrak tembok yang berpalang..
RAMPAK 1 - 5 : Para perempuan yang hidup dalam bayangan yang mewarna, Menitipkan sebagian mimpi dalam Lemari. Dan kini, kami kembali terlahir ..
PEMBACA 6 : Lihatlah kami....!! Perempuan – perempuan berdasi, yang fasih berbahasa Inggris, Pintar menghitung dolar dengan jari – jari kecil. Lihai mengemudikan merci, dan jago Berpolitisi. Sejumput kemenangan yang kami miliki, dan bukan hanya dalam impian. Perempuan, kini ada dalam Eksistensi..
PEMBACA 7 : Dalam budaya, kami hidup dalam sejarah. meninggalkan segala luka yang berkobar menjadi abu. Membangun harapan seluruh umat, dan mengobati pesakitan serta penderitaan yang menghitam dibalik jarum suntik..
PEMBACA 8 : Begitu dekatnya kami dengan kebisuan, saat jeritan dan teriakan, berlalu tanpa sahutan. Sebagian dari angin – angin datang menyelimuti dan Mengilhami sebuah pemikiran. Di tangan perempuan, anak – anak yang diajarkan menulis dan membaca akan tumbuh menjadi penguasa yang berwibawa.
PEMBACA 9 : Di balik selongsong senjata, perempuan lahir menjadi Ibu nya jalanan. Mengatur dan memberi makan setiap kendaraan yang berlalu dengan tenang. Kepala kerontang serta udara yang berdebu, menjadi semangat kecil yang tumbuh, saat kegembiraan datang menyambut senja, dan merangkul anak – anak yang kelaparan.
PEMBACA 10 : Perjalanan ini, kami lalui dengan kain dibalik jasad yang membeku dan membara. Tanpa sentuhan dan pelukan para Lelaki, kami tetap teguh mendaki gunung harapan. Menjadi jenis yang diakui dan dihormati sepanjang perburuan Kehdupn.
NARATOR : Inilah...pengabdian yang kembali meriwayat dalam sentuhan yang perempuan tawarkan. Melukiskan kemelut luka dan derita menjadi sebuah perjuangan yang nyata. Bukankah, ini yang seharusnya para perempuan lakukan di seluruh dunia. Memegang teguh hakikat perempuan dalam segala kehidupan dan Menyimpan kehangatan dibalik punggung para Lelaki, Unt sekali lagi mengukir nama perempuan yang sesungguhnya.
RAMPAK 5 -10 : Kami merasakan, dan mendengarkan setiap jam yang berlalu dan menguap jadi abu. Para perempuan yang hidup di balik ketiak para lelaki, akan selalu memerah manja. Saatnya untuk menikmati kehidupan dalam dunia perempuan, mereka yang bangkit dan tumbuh kembali di tanah dan udara yang sama dengan Lelaki..
PEMBACA 1 : Teriakan kami...
PEMBACA 2 : Tangisan kami...
PEMBACA 5 : Harapan kami...
PEMBACA 6 : Impian kami...
NARATOR : Inilah Perjuangan kami...
PEMBACA 3 : Aku...
PEMBACA 4 : Kau...
PEMBACA 7 : Mereka...
PEMBACA 8 : Dan Kita...
NARATOR : Inilah Kami yang senantiasa meneteskan darah dan keringat setelah perburuan mimpi diantara kekerasan para Lelaki, saat senja mampir dan menitipkan suara memilukan.. Inilah Perempuan...
PEMBACA 9 : Perempuan dalam Eksistensi...
PEMBACA 10 : Meriwayat dalam sejarah...
NARATOR : Inilah, detik perjuangan yang kami persembahkan untuk kau, tanah Air-ku. Segenap cahaya yang kami teteskan dalam ribuan malam dan jutaan hari. Melebihi anugerah yang para Lelaki tanamkan. Seluruh Abad...Seluruh Masa...
RAMPAK’S : Inilah...pengabdian yang kembali meriwayat dalam sentuhan yang perempuan tawarkan..Dalam tangisan sejuta, kami tetap menjadi pengasuh Lelaki dan Anak yang setia..menidurkan mereka dalam kehangatan pelukan yang mengiringi setiap detik yang berlalu dalam malam..Setelah semua berlalu, kami kembali ke medan perang...


**End**

Tidak ada komentar: